Kepala Bappenas: ChatGPT akan maju luar biasa dan tak terhindarkan

Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Sosial (Bappenas) Suharso Monoarfa menyatakan ChatGPT akan maju luar biasa dan tak terhindarkan.

“Chatbot ini memang majunya akan luar biasa dan saya kira tak terhindarkan. Ini kita khawatirkan nanti ke depan terhadap dalam hal pendidikan yang juga sudah dirasakan di beberapa negara maju,” kata dia dalam Opening Ceremony of Festival Ekonomi Keuangan Digital (Fekdi) yang dipantau secara virtual, Jakarta, Senin.

ChatGPT merupakan model aplikasi percakapan (chatbot) yang dapat berinteraksi dengan pengguna. Teknologi tersebut mencuat semenjak GPT-3 yang mampu mengenali teks meskipun masih terbatas tiga ribu kata dan terdapat kesulitan dalam memahami konteks.

Pada 14 Maret 2023, GPT-4 telah dirilis dengan kemampuan yang lebih canggih dibandingkan GPT-3.

Pertama, mampu mengenali teks, gambar, dan audio. Kedua ialah batasan kata 25 ribu, lalu dapat menghasilkan respon lebih akurat dan koheren, memiliki kemampuan problem solving lebih kompleks seperti kalkulus, al-jabar, dan geometri tingkat lanjut, serta berkurangnya tanggapan tidak tepat dan bias.

“Kadang-kadang, saya curiga apakah staf saya menjawab pertanyaan-pertanyaan saya itu yang menjawab adalah GPT versi 4 yang sekarang sudah mencapai 25 ribu kata, dapat mengenali teks, gambar, video, dan audio. Bahkan saya juga pernah bertanya, siapa Pak Suharso Monoarfa, dia juga bisa menjawab,” ungkap Kepala Bappenas.

Di sisi lain, ChatGPT yang menjadi bagian dari Artificial Intelligence (AI) juga memiliki kekurangan.

“Kalau saya pakai GPT yang saya tidak langganan, tidak bayar, ya pendek saja dia jawab, tapi pada umumnya juga banyak salahnya, hanya hal-hal terbaru yang dia bisa tahu. Misalnya, mereka mengatakan saya ini orang tua saya dari Jawa Timur, pernah menjadi Gubernur di Jawa Timur, itu sudah dua hal yang salah. Itulah AI, ternyata juga bisa salah,” ujar Suharso.

Bagi dia, disrupsi teknologi adalah sesuatu yang tak terelakkan dan harus dihadapi. “Orang mengatakannya disrupsi, padahal sesungguhnya itu satu kemajuan yang harus kita absorb sedemikian rupa sampai ke dalam kehidupan kita sehari-hari,” ucapnya.